Latest News
Thursday, June 23, 2016

Ramadhan, Hijriyah dan 23,5 Derajat

Kristal kaca biru muda itu matamu
di dalamnya mekar sakura
saat kau senang

Kristal kaca biru muda itu matamu
di dalamnya berkelebat samurai 
saat kau berang

Karena kristal kaca biru muda itu
Angin laut pun bisa-bisa putar arah
Sungguh merusak puasa.

(Gorontalo, Juni 2016)

Earth's Tilt and Seasons



Gambar 1. Tilted Earth

Bumi kita "si biru keren" di Tata Surya, ternyata miring 23,5 derajat dari tegak lurus. Mengapa? Dr. Clark Chapman mengatakan tabrakan maha dahsyat di Tata Surya menjadikan bumi seperti saat ini. Proses tabrakan terjadi sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu. Jika angkanya diuangkan anda bisa beli satu mobil Lamborghini Gallardo baru atau dua mobil Lamborghini Murchielago bekas. Apa? Santai.....



Posisi bumi miring yang kemudian bertanggungjawab menyebabkan musim-musim di bumi. Belahan bumi utara (northern hemisphere) dan belahan bumi selatan (southern hemisphere) memiliki empat musim: musim panas (summer), musim gugur (autumn/fall), musim dingin (winter), dan musim semi (spring/vernal).

Tanggal 22 Juni, belahan bumi utara lebih condong ke arah matahari. Siang di belahan bumi utara akan lebih panjang dibandingkan malam, sebaliknya dengan belahan bumi selatan. Hal ini menyebabkan belahan bumi utara menerima panas lebih banyak dari matahari. Alhasil, belahan bumi utara mengalami musim panas dan belahan bumi selatan mengalami musim dingin.

Tanggal 23 September, belahan bumi utara dan belahan bumi selatan menerima panas yang sama dari matahari karena tidak ada satu pun bagian dari bumi baik utara maupun selatan yang lebih condong ke matahari. Waktu siang dan waktu malam sama lamanya. Perubahan suhu dari keadaan sebelumnya menyebabkan belahan bumi utara mengalami musim gugur dan belahan bumi selatan mengalami musim semi.

Tanggal 22 Desember, belahan bumi utara mengalami musim dingin dan belahan bumi selatan mengalami musim panas karena belahan bumi selatan lebih condong ke arah matahari. Tanggal 21 Maret, disebabkan oleh perubahan suhu dari keadaan sebelumnya maka belahan bumi utara mengalami musim semi dan belahan bumi selatan mengalami musim gugur.

Hikmah Islam Menggunakan Penanggalan Hijriyah

Lalu apa hubungan antara Ramadhan, penanggalan hijriyah dan kemiringan bumi 23,5 derajat? dan apa pula hikmahnya?

Penanggalangan hijriyah atau qamariyah adalah penanggalan yang didasarkan pada peredaran bulan mengelilingi bumi. Bulan pertama pada penanggalan Hijriyah adalah Muharram, bulan terakhir adalah Zulhijah. Ramadhan adalah bulan ke sembilan dalam penanggalan hijriyah dan bulan di mana umat Islam menjalankan ibadah puasa (shaum).

Bulan Maret, Juni, September, Desember adalah bulan-bulan dalam penanggalan masehi. Penanggalan masehi atau syamsiyah adalah penanggalan yang didasarkan pada peredaran bumi mengelilingi matahari. Bulan Juni adalah bulan ke enam dalam penanggalan masehi, bulan di mana belahan bumi utara mengalami musim panas dan belahan bumi selatan mengalami musim dingin.

Gambar 3. Fasting length time from IslamicFinder.org
 (picture modified from Google Earth)

Rentang waktu puasa umat Islam menggunakan waktu terbit (fajar shadiq) dan terbenamnya matahari. Tahun 2016, bulan Ramadhan (hijriyah) jatuh pada bulan Juni (masehi). Bulan Juni sampai September di belahan bumi utara mengalami musim panas. Siang di belahan bumi utara lebih panjang daripada malam. Hal ini menyebabkan perbedaan waktu berpuasa di beberapa negara.

Kota Reykjavik, Islandia yang terletak di belahan bumi utara lama waktu berpuasa di kota ini adalah 22 jam. Kota Punta Arenas di Chile yang terletak di belahan bumi selatan memiliki lama waktu berpuasa sebanyak 9 jam.

Jika Islam menggunakan peredaran bumi mengelilingi matahari sebagai dasar penanggalan dan bulan yang ditetapkan untuk berpuasa adalah bulan di mana posisi belahan bumi utara lebih condong ke arah matahari maka kota di belahan bumi utara selamanya akan memiliki lama puasa terpanjang.

Contoh untuk kasus saat ini. Jika Islam menggunakan penanggalan syamsiyah (didasarkan pada peredaran bumi mengelilingi matahari) dan menetapkan bulan untuk berpuasa adalah bulan saat belahan bumi utara condong ke arah matahari (untuk kasus saat ini Juni) maka rentang puasa untuk Kota Reykjavik di Islandia selamanya akan 22 jam dan rentang puasa di Kota Punta Arenas selamanya akan 9 jam.

Penggunaan penanggalan hijriyah dalam Islam menjadikan rentang waktu berpuasa antara belahan bumi utara dan belahan bumi selatan berubah. Penanggalan hijriyah memungkinkan rentang waktu berpuasa di Kota Reykjavik akan lebih pendek dari Kota Punta Arenas. Kapan? Saat belahan bumi utara berada pada posisi jauh dari matahari dan belahan bumi selatan lebih condong ke arah matahari.


Peredaran bulan mengelilingi bumi membutuhkan waktu 29 ½ hari. Jumlah hari dalam 1 tahun hijriyah adalah 354,36 hari. Peredaran bumi mengelilingi matahari membutuhkan waktu 365 ¼ hari. Penanggalan hijriyah lebih cepat 11 hari dibanding penanggalan masehi (pada tahun biasa). Sehingga jika tahun 2016 bulan Ramadhan jatuh pada awal bulan Juni maka pada tahun 2017 bulan Ramadhan akan jatuh pada akhir bulan Mei. Seterusnya akan maju dalam perhitungan bulan masehi sampai suatu saat bulan Ramadhan akan jatuh pada bulan Desember.

Dengan perbedaan hari ini maka jika bulan Ramadhan jatuh pada bulan Desember (masehi) dimana belahan bumi utara memasuki musim dingin (siang lebih pendek dari malam) dan belahan bumi selatan memasuki musim panas (siang lebih panjang dari malam). Keadaan akan berbalik untuk Kota Reykjavik dan kota Punta Arenas.

Kemiringan bumi 23,5 derajat membawa hikmah bagi umat Islam di belahan bumi utara dan selatan di mana umat Islam dapat memanfaatkan waktu siang yang panjang untuk mendulang pahala puasa dan waktu malam yang panjang untuk mendulang pahala ibadah malam. Wallahu a'lam.


Gorontalo, Ramadhan 1437 Hijriyah - June 2016 Masehi.

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Post a Comment

Item Reviewed: Ramadhan, Hijriyah dan 23,5 Derajat Rating: 5 Reviewed By: I.N. Manyoe