Ponelo Kepulauan bukanlah
pulau destinasi wisata. Berbeda dengan Pulau Saronde dan jajaran pulau pasir
putih di Utara Gorontalo. Saya telah dua kali ke Pulau Saronde, sekali ke Pulau
Bogisa dan Pulau Lampu. Alih-alih mengunjungi kembali tiga pulau itu atau pulau
wisata lainnya di perairan Kwandang, menemukan destinasi baru tampaknya cukup
menyenangkan. Dua hari kami di sana, inilah yang kami temukan di Ponelo
Kepulauan: produk samudera/lautan dan ‘pendatang gelap’ dari luar negeri.
Gambar
1. Lokasi Ponelo Kepulauan (Google Earth, 2018).
Ponelo Kepulauan dalam
Peta Geologi Regional Lembar Tilamuta oleh Bachri, Sukido dan Ratman (1993)
Skala 1:250.000 tersusun atas Formasi Lokodidi (TQls). Satuan-satuan dalam
Formasi Lokodidi adalah konglomerat, batupasir, batupasir konglomeratan,
batupasir tufan, tuf, batulempung dan serpih hitam. Semua batuan penyusun Ponelo Kepulauan dalam
peta geologi regional adalah batuan sedimen. Hari kedua kami di sana, kami
menemukan batuan beku.
Jenis batuan beku di
Ponelo Kepulauan adalah basal. Basal berwarna gelap dan umumnya merupakan
batuan ekstrusif (aliran lava). Selain di Bumi, basal juga ditemukan di Bulan dan
di Planet Mars pada Olympus Mons
(gunungapi terbesar di tata surya). Ada tiga lingkungan pembentukan
basal yaitu: 1) batas divergen di
kerak samudera, 2) hotspot di kerak samudera, dan 3) hotspot di kerak benua.
Berdasarkan penelitian terdahulu, lingkungan pembentukan basal Ponelo Kepulauan
yang paling mungkin adalah pada batas divergen di kerak samudera.
Gambar 4. Kenampakan struktur geologi dan vertikal stripes pada singkapan basal.
Tombolo
Ponelo Kepulauan terdiri atas dua pulau yaitu Pulau Otilode dan Pulau
Panyunga. Dulu kedua pulau ini terpisah tapi sekarang oleh proses geomorfologi terbentuk
daratan yang menghubungkan kedua pulau. Dalam ilmu geomorfologi, satuan yang
menghubungkan satu pulau dengan pulau lainnya disebut tombolo. Tombolo
terbentuk karena proses marine dengan
bantuan gelombang/arus laut.
Gambar 5. Pulau Otilode dan Pulau Panyunga
sebelum dan sesudah terhubung oleh tombolo (Bachri, Sukido dan
Ratman, 1993; Google Earth, 2018).
Nelayan yang kami tumpangi perahunya menceritakan semasa beliau SD dulu,
kedua pulau ini masih terpisah. Saat ini pak nelayan berumur sekitar 60-an.
Jadi butuh puluhan tahun bagi arus dan gelombang laut untuk membawa pasir kasar
dan halus, membentuk tombolo di Ponelo Kepulauan. Saat ini di atas tombolo
telah berdiri bangunan sekolah dan rumah-rumah penduduk.
Gambar 7. Proses terbentuknya tombolo.
Tombolo terbentuk karena proses marin. Saat ombak mendekat ke daratan
atau pulau utama, ombak melambat dan menyapu sedimen dari kedua sisi. Endapan
mulai terbentuk. Awalnya berbentuk seperti lidah (dikenal dengan spit) yang lama kelamaan akan terhubung dengan pulau dan membentuk
tombolo.
‘Pendatang Gelap’
Basal dan tombolo adalah produk samudera/lautan. Basal berasal dari
pemekaran lantai samudera dan tombolo terbentuk karena gelombang dan arus laut.
Lalu siapa ‘pendatang gelap’ dari luar negeri di Ponelo Kepulauan? Check it out.
- From Philiphine
Gambar 8. Sampah dari botol plastik produk
Filipina yang dibawa arus ke pesisir Ponelo.
Pendatang pertama dari Filipina yaitu Nature’s Spring dari Philippine Spring Water Resources, Alco Plus dari Bulacan, Manila, Philippine, dan Studio yang merupakan produk Coca Cola Philippines Facebook Messenger. Inilah ‘pendatang gelap’ yang saya maksud: produk botol plastik luar negeri yang terombang-ambing di lautan dan terdampar di Ponelo Kepulauan.
- From Malaysia
Gambar 9. Sampah dari botol plastik produk Malaysia
yang dibawa arus ke pesisir Ponelo.
Pendatang dari Malaysia adalah botol plastik air mineral dengan merek OK, Eagle, Q1, dan K2. Produk air mineral ini berasal dari Kota Sabah, Malaysia.
From Japan
Gambar 9. Sampah dari botol plastik produk Jepang
yang dibawa arus ke pesisir Ponelo.
Selain produk Filipina dan Malaysia, sampah botol plastik dari jepang
juga ditemukan di pesisir Ponelo. Tahun 2011, Jepang pernah dilanda tsunami dan
banyak sampah yang terbawa oleh gelombang dan arus laut.
Plastik dan Potensi Geowisata
Sampah plastik yang datang setiap hari di Ponelo Kepulauan belum dapat
ditangani hingga saat ini. Desa-desa di Ponelo Kepulauan satupun tidak memiliki
bank sampah. Tindakan satu-satunya dari masyarakat hanyalah membakar
sampah-sampah plastik padahal ada efek negatif dari pembakaran sampah
plastik.
Di antara sampah plastik yang datang setiap hari, Ponelo Kepulauan masih
menyimpan potensi geowisata yang jika dikembangkan dengan baik akan menambah
daftar destinasi wisata Gorontalo Utara.
We hope that…
Desa Malambe, Ponelo Kepulauan, Gorontalo Utara, 13 – 14 April 2019.
0 komentar:
Post a Comment