Latest News
Tuesday, July 29, 2014

Tanah Lima Puluh Lima Juta Tahun Lalu


Waktu melemparnya ke tanah itu, ke Tanah Lima Puluh Lima Juta Tahun yang Lalu.
Dari delapan penjuru mata angin, serupa dingin, sunyi menusuk-nusuk.
Cahaya pun menyibak kata yang terpahat pada granit, diorit dan berupa-rupa formasi.

Tadi malam - tak sengaja - Aku diberitahu
Hanyalah - dan hanya - benda langit kecil
dalam sebuah galaksi
(Sept 25, 2011)


Jika melihat tempat aku berdiri pada Landsat 7 di atas dan membawaku ke lembar bertahun 1993 oleh S. Bachri, Sukido dan N. Ratman serta lembar bertahun 1997 oleh T. Apandi dan S. Bachri maka kawan akan mendapatiku berdiri lalu bergerak pada satuan Endapan Danau (Qpl). Qpl atau Quartenary pleistocene lake mengisyaratkan bahwa satuan Endapan Danau Limboto (Deposite Limboto Lake) telah ada sejak Zaman Kuarter dan Kala Plistosen, sekitar 7 juta tahun yang lalu. Trail (1974) mengatakan bahwa tempat aku berdiri dan bergerak ini mencapai tebal 94 m dan termampatkan lemah.

Jika pada kedua lembar ini kawan melakukan merge lalu zoom-out maka kawan akan mendapati bahwa aku dikelilingi oleh bermacam-macam formasi dengan formasi paling tua adalah Formasi Tinombo (Teot) yang telah ada sejak Zaman Tertiary Kala Eocene, sekitar 55 juta tahun yang lalu.

Kawan, tanah 55 juta tahun yang lalu ini adalah Gorontalo. Tanah kelahiranku yang dibelah oleh major intracontinental strike-slip faults yang bergerak hanya sekitar 11 mm/tahun.


Gorontalo adalah bagian kecil dari Indonesia yang merupakan bagian kecil dari bumi. Bumi adalah bagian kecil dari Tata Surya yang merupakan bagian kecil dari galaksi Bimasakti. Galaksi Bimasakti bersama Andromeda dan galaksi lainnya mengelilingi pusat galaksi. Dan entah pusat galaksi mana yang dikelilingi oleh pusat galaksi ini dan ada berapa lagi pusat galaksi-galaksi.

Jika bumi kita dengan keliling 40.075,017 km dan massa 5,97219×1024 kg adalah satu titik kecil dalam keluasan jagad raya lalu bagaimana dengan aku, kawan dan kesombongan duniawi?


  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

4 komentar:

  1. -Anomali Bouguer
    Anomali bouguer merupakan perbedaan harga gravitasi bumi sebenarnya (gravitasi pengamatan di lapangan) dengan harga gravitasi model bumi homogen teoritis di suatu datumreferensi tertentu.

    Anomali tersebut merupakan gambaran kumpulan massa batuan dan dapat diduga sebagai bentuk struktur atau geometri bawah permukaan. sehingga dapat menggambarkan cekungan bawah permukaan.

    Anomali bouguer ini ditimbulkan oleh adanya medan gaya beratregional dan medan gaya berat lokal. dari anomali bouguer ini dapat ditafsirkan bentuk struktur geologi permukaan antara lain adanya sinklinal-sinklinal, antiklinal-antiklinal, patahan-patahan, dan sebagainya. oleh karenanya dapat diteliti jenis batuan.

    Koreksi untuk medan disebut reduksi Bouguer. Dimana efek dari medan dikeluarkan tepat (bougurs lengkap pengurangan) .Dengan dataran yang didekati dengan ketebalan pelat datar H, Ketinggian lokasi pengukuran gravitasi di atas permukaan laut (Bouguer sederhana). Perbedaanantara keduanya, gravitasi efek diferensial ketidakseimbangan dari medan, disebut efek medan . Itu selalu negatif.

    pada dasarnya, anomali bouguer adalah selisih antara harga gaya berat teoritis dan harga gaya berat yang didapati di lapangan.

    Anomali Bouguer dapat diukur dengan beberapa cara tergantung pada apakah kepadatan dan bentuk dataran antara titik pengukuran dan permukaan laut dihitung, diperkirakan, atau diabaikan.

    ReplyDelete
  2. konsep isostasi adalah konsep yang menyatakan bahwa material kerak bumi mengapung karena kesetimbangan antara berat material dengan gaya ke atas yang dikerjakan oleh lapisan fluida. Dalam teori tektonik lempeng, lapisan luar bumi (litosfer) terdiri dari kerak bumi dan bagian padat mantel atas, sampai kedalaman kira-kira 80 km. Material di bawah litosfer yang dianggap cukup panas, sehingga mudah dibentuk ulang dan mampu mengalir, dinamakan asthenosfer.Gerak relatif lempeng ada tiga yaitu divergen (saling menjauhi), konvergen (saling mendekat) dan geseran. Pada batas antara kedua lempeng yang bergerak divergen, terjadi pelebaran dasar samudra. Begitu kedua lempeng saling menjauhi, material lebur panasdan mantel naik untuk mengisi celah yang terbentuk. Material lebur yang naik mndingin menjadi tanggul dasar samudra. Dengan kata lain, gunung-gunung menggenggam lempenganlempengan kerak bumi dengan memanjang ke atas dan ke bawah permukaan bumi pada titik-titik pertemuan lempengan-lempengan ini. Dengan cara ini, mereka memancangkan kerak bumi dan mencegahnya dari terombang-ambing di atas lapisan magma atau di antara lempenganlempengannya. Singkatnya, kita dapat menyamakan gunung dengan paku yang menjadikan lembaran-lembaran kayu tetap menyatu. Fungsi pemancangan dari gunung dijelaskan dalam tulisan ilmiah dengan istilah "isostasi". Isostasi bermakna sebagai berikut: kesetimbangan dalam kerak bumi yang terjaga oleh aliran materi bebatuan di bawah permukaan akibat tekanan gravitasi Teori geosinklin menyatakan bahwa suatu daerah sempit pada kerak bumi mengalami depresi selama beberapa waktu sehingga terendapkan secara ekstrim sedimen yang tebal. Proses pengendapan ini menyebabkan subsidence (penurunan) pada dasar cekungan. Endapan sedimen yang tebal dianggap berasal dari sedimen akibat proses orogenesa yang membentuk pengunungan lipatan dan selama proses ini endapan sedimen yang telah terbentuk akan mengalami metamorfosa. Batuan yang terdeformasi didalamnya dijelaskan sebagai akibat menyempitnya cekungan karena terus menurunnya cekungan, sehingga batuan terlipat dan tersesarkan. Pergerakan yang terjadi adalah pergerakan vertikal akibat gaya isostasi. Teori ini mempunyai kelemahan tidak mampu menjelaskan asalusul aktivitas vulkanik dengan baik dan logis. Keteraturan aktivitas vulkanik sangatlah tidak bisa dijelaskan dengan teori geosinklin.Pada intinya, golongan ilmuwan menganggap bahwa gaya yang bekerja pada bumi merupakan gaya vertical. Artinya, semua deformasi yang terjadi diakibatkan oleh gaya utama yang berarah tegak lurus dengan bidang yang terdeformasi. Penjelasan lain tentang kejadian daratan dan lautan pertama datang dari prinsip isostasi. Dari bukti seismik diketahui bahwa kerak benua (tebal 30-40 km). Enam-delapan kali lebih tebal daripada kerak oseanik (5 km). Kerak benua juga punya densitas yang lebih rendah (2,7 g/cc) dibandingkan kerak oseanik (2,9). Akibatnya, karena prinsip isostasi, kerak benua yang lebih tebal dan lebih ringan harus duduk lebih tinggi daripada kerak oseanik yang lebih tipis dan lebih berat.

    ReplyDelete
  3. GEOID DAN SPHEROID
    Geoid adalah bentuk permukaan lautan yang mempengaruhi gravitasi dan rotasi bumi, dengan tidak adanya pengaruh lain seperti angin dan pasang. Permukaan ini dipengaruhi melalui benua (misalnya dengan kanal hipotetis yang sempit). Semua poin pada geoid memiliki energi potensial gravitasi yang sama (jumlah energi potensial gravitasi dan energi potensial sentrifugal). Gaya gravitasi bertindak di mana-mana tegak lurus geoid, yang berarti bahwa garis tegak lurus menunjuk tegak lurus dan tingkat air sejajar dengan geoid.
    Secara khusus, geoid adalah permukaan ekipotensial yang akan bertepatan dengan permukaan laut rata-rata bumi jika lautan dan suasana yang dalam kesetimbangan, saat istirahat relatif terhadap Bumi berputar, dan diperpanjang melalui benua (misalnya dengan sangat sempit kanal). Menurut Gauss , yang pertama kali dijelaskan, itu adalah "sosok matematika Bumi", permukaan halus tapi sangat tidak teratur yang bentuknya hasil dari distribusi yang tidak merata massa dalam dan di permukaan bumi. Ini tidak sesuai dengan permukaan sebenarnya dari kerak bumi, tetapi untuk permukaan yang hanya dapat diketahui melalui luas gravitasi pengukuran dan perhitungan. Meskipun konsep penting selama hampir dua ratus tahun dalam sejarah geodesi dan geofisika , itu hanya didefinisikan untuk presisi tinggi dalam beberapa dekade terakhir. Hal ini sering digambarkan sebagai fisik benar sosok bumi , kontras dengan sosok geometris ideal dari ellipsoid referensi .
    SPHEROID
    Sebuah bulat, atau ellipsoid dari revolusi adalah quadric permukaan diperoleh dengan memutar sebuah elips tentang salah satu sumbu utamanya; dengan kata lain, sebuah ellipsoid dengan dua sama semi-diameter. Jika elips diputar sekitar sumbu utama, hasilnya adalah yg tersebar luas (memanjang) bulat, seperti sepak bola Amerika atau rugby bola. Jika elips diputar sekitar sumbu minor, hasilnya adalah oblate (diratakan) bulat, seperti lentil . Jika pembangkit elips adalah lingkaran, hasilnya adalah bola Karena efek gabungan gravitasi dan rotasi , yang bumi bentuk kira-kira yang dari lingkup agak pipih ke arah porosnya. Untuk itu, dalam kartografi Bumi sering didekati oleh oblate bulat bukannya bola. Arus World Geodetic Sistem Model menggunakan spheroid yang radius adalah 6,378.137 km di khatulistiwa dan 6,356.752 km di kutub. Kata spheroid awalnya dimaksudkan badan sekitar bola, mengakui penyimpangan bahkan di luar bentuk ellipsoidal bi-atau tri-aksial, dan itu adalah bagaimana ia digunakan dalam beberapa kertas tua di geodesi (misalnya, mengacu terpotong ekspansi harmonik bola Bumi)

    ReplyDelete
  4. Radioaktivitas

    Pendapat para ilmuwan tentang radioaktifitas memunculkan definisi yang berbeda-beda. menurut (Susetyo, 1988 dalam Nugraheni dkk, 2012), Radioaktivitas adalah proses perubahan keadaan inti atom secara spontan yang disertai radiasi berupa zarah atau gelombang elektromagnetik. Sedangkan menurut (Suratman 1996, dalam Nugraheni dkk, 2012), adalah Peristiwa peluruhan (disintegrasi) secara spontan inti atom tidak stabil menjadi inti atom stabil disebut sebagai proses radioaktivitas.

    Radioaktivitas bukan hanya sekedar gelombang elektromagnetik yang tidak memiliki kegunaan. Sebaliknya radioaktivitas memiliki berbagai kegunaan dan berpotensi bahaya, kegunaan radioaktivitas termasuk tenaga nuklir, dalam pengobatan, dan dalam penanggalan sampel organik dan geologi. Potensi bahayanya, seperti partikel berenergi tinggi dan radiasi dapat merusak dan membunuh sel-sel, dan mengubah DNA, menyebabkan kanker.

    Kebanyakan unsur radioaktif yang didapatkan di alam merupakan anggota dari empat deret radioaktif. Keempat deret radioaktif ini, yang tiga terjadi secara alamiah yaitu deret thorium, deret uranium dan deret aktinium. Sedangkan deret neptunium merupakan hasil buatan manusia dengan cara menembaki inti berat dengan neutron (Beiser, 1999).

    Inti-inti yang tidak stabil akan meluruh (bertransformasi) menuju konfigurasi yang baru yang mantap (stabil). Dalam proses peluruhan akan terpancar sinar alfa, sinar beta, atau sinar gamma dan energy peluruhan. Jika inti radioaktif meluruh, akan menjadi inti baru yang beda sifat kimianya.

    ReplyDelete

Item Reviewed: Tanah Lima Puluh Lima Juta Tahun Lalu Rating: 5 Reviewed By: I.N Manyoe